Jepang Mulai Batasi Ekspor Peralatan Pembuatan Chip ke China

Jepang Mulai Batasi Ekspor Peralatan Pembuatan Chip ke China. Pada hari Jumat, mereka akan membatasi ekspor 23 jenis peralatan manufaktur semikonduktor, menyelaraskan kontrol perdagangan teknologinya dengan dorongan A.S. untuk mengekang kemampuan China membuat chip canggih.

Jepang sendiri merupakan rumah untuk pembuat peralatan chip utama, seperti Nikon Corp (7731.T) dan Tokyo Electron Ltd (8035.T). Mereka tidak menentukan China sebagai target pembatasan, tetapi mengatakan produsen perlu meminta izin ekspor untuk semua wilayah.

Hal ini diungkapkan oleh Yasutoshi Nichimura yang merupakan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri.

“Kami memenuhi tanggung jawab kami sebagai negara teknologi untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas internasional,” ucapnya.

Jepang ingin menghentikan penggunaan teknologi canggihnya untuk tujuan militer dan tidak memikirkan negara tertentu, katanya. Namun keputusan tersebut, menjelang kunjungan akhir pekan ke Beijing oleh Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi, akan dilihat sebagai kemenangan besar bagi AS, yang pada bulan Oktober mengumumkan pembatasan akses ke teknologi pembuatan chip untuk memperlambat kemajuan teknologi dan militer China.

Mao Ning yang merupakan juru bicara kementrian luar negeri pun menyampaikan tentang aturan ekspor baru di Jepang.

“Mempolitisasi, menginstrumentasi, dan mempersenjatai masalah ekonomi dan teknologi, dan secara artifisial mengganggu stabilitas produksi global dan rantai pasokan hanya akan merugikan orang lain dan merugikan diri mereka sendiri,” katanya.

AS membutuhkan kerja sama industri kelas berat Jepang dan Belanda agar tindakannya efektif dan untuk memastikan perusahaannya tidak menghadapi kerugian kompetitif. Kedua negara tersebut pada bulan Januari setuju untuk bergabung dengan AS dalam membatasi ekspor peralatan ke China yang dapat digunakan untuk memproduksi chip sub-14 nanometer, tetapi tidak mengumumkan pakta tersebut untuk menghindari provokasi China, sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters.

China menuduh AS sebagai “hegemoni teknologi” dan mendesak Belanda untuk tidak mengikutinya. Belanda bulan ini mengatakan akan membatasi ekspor peralatan pembuat chip, seperti dari ASML Holding NV (ASML.AS) yang mendominasi pasar untuk sistem litografi yang digunakan untuk membuat sirkuit menit chip.

Efektif Juli, Jepang akan memberlakukan kontrol ekspor pada enam kategori peralatan yang digunakan dalam pembuatan chip, termasuk pembersihan, pengendapan, litografi, dan etsa.

Seorang juru bicara Nikon mengatakan penjualan dua mesin litografinya kemungkinan akan terpengaruh meskipun dampak pendapatannya tidak jelas.

“Kami akan terus mematuhi aturan apa pun dan bekerja untuk memaksimalkan hasil kami di dalamnya,” kata juru bicara itu.

Tokyo Electron, Advantest dan Screen juga mengatakan mereka akan mengikuti pembatasan ekspor baru, tetapi tidak mengatakan apa dampak kontrol tersebut terhadap bisnis mereka.

Pembatasan akan menjadi pukulan bagi pembuat peralatan Jepang mengingat tidak adanya pasar chip domestik yang kuat, kata Takamoto Suzuki, kepala riset ekonomi Marubeni di China.

Menyusul pengumuman tersebut, harga saham Nikon naik 0,9%, sejalan dengan pasar yang lebih luas (.N225), sedangkan Advantest ditutup naik 2,4%. Tokyo Electron dan Screen sedikit berubah dari hari sebelumnya.

Inilah Perbedaan dari Softcase dan Hardcase HP yang Perlu Kamu Ketahui

Apakah kamu saat ini sedang bingung ingin membeli softcase atau hardcase? Kedua jenis pelindung HP ini memang bisa dengan mudah beli di pasaran dan memiliki banyak motif cantik yang bisa menyesuaikan dengan keinginan kamu. Tapi, mungkin kamu bingung lebih baik memilih untuk membeli softcase atau hardcase.

Berikut ini, kami akan membantu kamu untuk menentukan lebih baik memilih hardcase atau softcase! Kira-kira, mana yang lebih sesuai dengan diri kamu, ya?

Hardcase dan Softcase

1. Material

Tentu cara termudah untuk membedakan antara hardcase dan softcase adalah material yang digunakannya. Softcase terbuat dair bahan yang bisa memberikan sensai lebih lembut, sedangkan hardcase dibuat dari material yang lebih keras. Banyak softcase terbuat dari material yang fleksibel dan lentur, seperti silikon atau termoplastik poliuretan.

Sedangkan hardcase terbuat dari bahan yang lebih keras, bahan yang dipakai biasanya adalah polikarbonat dan acrylonitrile butadiene styrene (ABS). Apa keunggulan dari bahan ini? Ia tahan akan suhu yang tinggi dan tidak mudah patah.

2. Desainnya

Jika membicarakan desain, kedua case ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Material yang digunakan pada softcase biasanya lebih lentur, dan desainnya pun lebih beragam untuk softcase. Kebanyakan desainnya menggemaskan dan menarik untuk dibeli. Banyak softcase yang tidak terlalu  mengubah desain dari HP, di mana masih bisa digenggam dengan ketebalan yang tidak terlalu berbeda.

Sedangkan untuk hardcase, tampil seperti pelindung yang memiliki bentuk kokoh dan tebal. Dengan ini, tampilan HP akan lebih memiliki ketahanan bodi yang mumpuni. Kebanyakan hardcase memiliki lebih tebal, jadi saat menggenggam HP akan terasa bedanya.

3. Ketahanan

Hardcase terbuat dari bahan yang solid dan juga kuat, sebab itu dibandingkan dengan softcase, produk ini lebih baik untuk menjaga ketahanan HP. Menariknya, saat ini softcase juga sudah banyak yang dapat mengalirkan efek benturan ke beragam bagian case. Dengan demikian, kerusahan karena benturan ini bisa lebih diminimalisir.

4. Softcase Lebih Cocok untuk HP Mudah Panas

Berbeda dengan hardcase yang tahan akan benturan, kelebihan dari softcase adalah ia lebih tahan dengan panas yang dihasilkan oleh HP. Hal ini karena biasanya pelindung HP yang memiliki bahan kuat akan bisa dengan baik melindungi bodi HP, jadi tidak ada ruang untuk menyalurkan panas. Sedangkan softcase banyak yang terbuat dari bahan lembut dan elastis, jadi bahan ini bisa dengan mudah mengalirkan panas, sehingga HP menjadi lebih tidak mudah panas saat dipakai bermain.

5. Hardcase Tahan Lama

Karena terdapat perbedaan materi yang dipakai, hardcase biasanya lebih tahan lama untuk digunakan. Berbeda dengan softcase yang mudah rusak dan juga lebih cepat menguning. Untuk kamu yang mencari pelindung yang tahan lama dan tidak begitu suka mengganti-ganti casing HP, maka kami merekomendasikan harcase. Tapi jika kamu suka mengganti casing HP karena cepat bosan dengan bentuknya, maka kami merekomendasikan softcase.

Softcase dan hardcase memang memiliki fungsi dan kebutuhan yang berbeda untuk pemiliknya, tinggal menyesuaikan saja mana yang paling tepat untuk kamu. Jika HP memiliki ketahanan yang baik, maka kami merekomendasikan untuk menggunakan softcase. Tetapi jika kamu mencari casing yang bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, maka kami lebih merekomendasikan untuk menggunakan hardcase. Jadi mana yang menjadi pilihan kamu?

Review Asus Vivobook 14 A420, Laptop Gahar Harga Murah!

Sebagai penguasa pangsa pasar laptop di Indonesia, lini produk notebook Asis tentu saja ada banyak dan beragam. Untuk segmen premium, mereka memiliki rangkaian produk yang sangat bervariatif. Untuk segmen gaming, rangkaian produknya pun lengkap.

Dan untuk segmen mainstream consumer, mereka menghadirkan seri VivoBook yang tipenya juga tak kalah jumlahnya. Di Indonesia, segmen ini juga masih terbagi – bagi lagi jadi beberapa varian produk. Mulai dari Asus VivoBook S, VivoBook Pro, VivoBook Flip sampai ke VivoBook polos yang tanpa di beri embel-embel, tersedia untuk pengguna. Dan semuanya di tujukan untuk target pasar dan penggunaan yang berbeda-beda.

Lebih jelasnya lagi, seri Vivobook S merupakan varian flagship dari seri laptop mainstream Asis. VivoBook Pro untuk memenuhi segmen performa. VivoBook Flip untuk convertible, dan VivoBook biasa untuk pengguna kelas entry. Contohnya, mereka yang membutuhkan laptop untuk pekerjaan ringan hingga multimedia sederhana.

Walaupun di tujukkan untuk pengguna segmen entry level yang nota bene nya butuh laptop yang harganya murah, tentu saja tak serta merta spesifikasi, desain, dan teknologi yang di hadirkan pada laptop kelas tersebut harus murahan.

Notebook di jajaran ini juga perlu di lengkapi dengan fitur terkini yang di butuhkan oleh para pengguna modern. Misalnya Asus Vivobook 14 A420 yang akan kita review kali ini.

Desain Asus Vivobook 14 A420

Sebagai sebuah laptop entry level (baca: murah-meriah), VivoBook 14 menawarkan hal yang serupa dengan varian VivoBook atau bahkan seri premium dari laptop Asus. Sebut saja, four-sided NanoEdge Display, ketipisan dimensi, bobot yang sangat ringan, sampai engsel jenis ErgoLift yang inovatif.

Seperti di ketahui, desain “frameless” NanoEdge display membuat pengguna akan merasakan sensasi melihat tampilan layar secara sangat luas selaksa tanpa batas. NanoEdge di keempat sisi tersebut hanya memiliki ketebalan 5,7 milimeter saja, hanya sekitar setengah centimeter saja tebalnya.

Dengan tipisnya bingkai di sekeliling layar, pengguna dapat menikmati konten di layar serasa tanpa ada batas, seperti layaknya pengalaman menggunakan laptop mahal. Dari dimensinya, laptop ini juga sangat kompak dengan profil yang tipis.

Ketebalannya hanya 17,7 milimeter dan dengan bobot yang juga sangat ringan, yaitu 1,,4 kilogram. Ini tentu saja sangat bermanfaat bagi para pelajar, mahasiswa, ataupun mereka yang butuh perangkat komputasi sederhana yang bisa mereka bawa ke mana – mana.

Fitur

Untuk memudahkan sekaligus membuat nyaman di pakai, Asus juga membuat engsel pada laptop ini. dengan desain ErgoLift, keyboard pada laptop ini akan terangkat dengan sudut kemiringan hingga 3 derajat saat di pakai.

Setelah itu, pengalaman pemakaian laptop ini pun bisa sama nyamannya dengan saat memakai keyboard PC desktop ataupun seri laptop flagship. Asus juga menyediakan fitur sensor fingerprint yang di tempatkan di area touchpad laptop.

Sensor sidik jari ini menyediakan akses cepat, hanya dengan satu sentuhan ke dalam desktop sistem operasi. Touchpad-nya sendiri juga sudah mendukung multi gesture touch agar lebih mudah saat bekerja tanpa mouse.

Di kombinasikan dengan fitur Windows Hello milik Windows 10, login ke sistem operasi bisa di lakukan tanpa perlu mengetikkan password ataupun PIN. Selain lebih memudahkan, login menggunakan metode ini juga meningkatkan keamanan, karena dapat mencegah akses oleh orang yang tidak berkepentingan.

Itulah review Asus Vivobook 14 A420 untuk kalian. Semoga bermanfaat.

Perbedaan HDD dan SSD Pada Komputer, Mana Lebih Baik?

Kalian pasti sudah tak asing lagi dengan hard disk atau HDD. Semua data dalam laptop dan komputer kalian mengandalkan HDD untuk menyimpan data. Namun, ada teknologi baru dengan fungsi yang serupa bernama Solid State Drive atau SSD loh.

SSD sendiri sudah mulai banyak di pakai pada laptop, komputer, bahkan server generasi baru. nah, melihat fenomena tersebut, kalian mungkin penasaran apa perbedaan SSD dan HDD. Mengapa laptop, komputer, bahkan server mulai bergeser dari penggunaan HDD ke SSD?

Nah, tenang saja, di bawah ini kami akan jawab pertanyaan tersebut dengan menjabarkan perbedaan antara SSD dan HDD. Apa saja? Yuk simak di bawah ini.

Pengertian SSD dan HDD 

Solid State Drive atau SSD merupakan sebuah inovasi terbaru penyimpanan data. Media penyimpanan ini bekerja memakai chip memory yang tertanam di dalam komputer kalian. Chjip memory pada SSD merupakan pengganti piringan cakram pada Hard Disk Drive atau HDD. Memakai teknologi chip, SSD bisa menulis dan menyimpan data secara cepat karena proses data bisa di lakukan dengan digital.

HDD adalah hardware yang digunakan untuk menyimpan data pada laptop atau komputer. Media penyimpanan satu ini bekerja menggunakan piringan cakram yang bergerak dalam memproses data. Di dalam piringan cakram terpasang komponen untuk menulis dan membaca data. Piringan cakram tersebut berputar dengan kecepatan ribuan putaran per menit atau RPM. Dalam harddisk ada beberapa partisi yang menyimpan data kalian. Biasanya di sebut dengan drive. Seperti drive C, D, atau E.

Perbedaan SSD dan HDD

1.Konsumsi Energi

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa chip yang digunakan SSD membuat SSD tidak perlu operasi mekanik. Artinya, pemrosesan data tidak membutuhkan banyak daya listrik.

Sedangkan HDD memproses data menggunakan sistem mekanik. Piringan yang ada di HDD perlu terus berputar agar data bisa diproses. Artinya, HDD lumayan boros daya listrik. Jadi, SSD bisa lebih hemat energi dibanding HDD.

2.Dari Cara Kerja

Perbedaan SSD dan HDD yang paling mencolok adalah dari cara memproses datanya. Jika HDD menggunakan piringan cakram, SSD menggunakan chip atau flash memory.  Oleh karena itu, HDD memproses data dengan sistem mekanik. Sedangkan, SSD memproses data dengan sistem digital.

Dengan kata lain, sistem mekanik membuat HDD membaca file dalam satu gerakan piringan. Jadi datanya diproses dengan jeda. Sedangkan sistem digital dalam SSD memproses data dengan transfer partikel dalam chip. Jadi, tidak ada jeda dalam pemrosesan data.

3.Ketahanan Komponen

SSD menggunakan flash memory atau chip untuk menyimpan data. Jadi, bisa dikatakan SSD tidak memiliki komponen bergerak seperti piringan cakram pada HDD. Hal itu membuat SSD lebih aman dari guncangan yang bisa menyebabkan kerusakan komponen dan data Anda. Sebab, ketika laptop Anda terkena guncangan, data terjaga di dalam chip terpusat.

Sedangkan HDD rawan mengalami kerusakan komponen dan kehilangan data. Sebab, data HDD tersebar di piringan cakram. Ketika komponen piringan cakram terkena guncangan, data juga berpotensi rusak.

4.Kecepatan Proses Data

Menggunakan metode chip memory, pemrosesan data dalam SSD tak membutuhkan part untuk bergerak. Artinya, data di proses tanpa ada jeda. Hal ini membuat SSD mempunyai performa baca dan tulis data yang 25 – 100 kali lipat lebih cepat di banding HDD.

Kecepatan proses baca tulis ini memudahkan kalian dalam beberapa hal. Mulai dari membuka programn dengan cepat, tak perlu lama menunggu proses booting, hingga membantu kalian membuka banyak program secara bersamaan tanpa ada lagging.

Itulah beberapa perbedaan antara SSD dan HDD. Semoga bermanfaat.

Menkominfo Resmikan Pameran Teknologi Digital Transformation Expo G20

Johnny G Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika, secara resmi membuka pameran teknologi Digital Transformasi Expo (DTE) yang menjadi event sampingan dari penyelenggaraan Konferensi Tinggal Tinggi (KTT) G20.

Dalam acara pembukaan DTE di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Minggu (13/11/2022), Johnny mengungkapkan rasa gembiranya atas pembukaan ini.

“Sungguh dengan penuh kegembiraan saya menyambut Anda di Digital Transformation Expo G20. Saya percaya banyak dari kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mengeksplorasinya,” ucap Johnny.

Ia juga mengatakan bahwa pameran dari teknologi Digital Transformation Expo menjadi akhir dari rangkaian kegiatan Digital Economy Working Group (DEWG) G20.

Di dalam pameran ini juga diselipkan ajang untuk Indonesia dan negara G20 lainnya dalam memperlihatkan teknologi terbaru di tengah transformasi digital global yang ada saat ini.

“Saya berharap pameran ini dapat menjadi hal yang menyenangkan sekaligus pengingat yang kuat dari hal-hal yang kita perjuangkan di era digital,” ucap Johnny.

Terdapat enam area atraktif yang meliputi  Entrance Area, Tunnel of Wonders, hingga Digital Archipelago. Pilar ini disajikan dalam visual yang menarik untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan transformasi digital yang ada di Indonesia.

Selanjutnya ada area bernama G20 Sinergy, di sini ditampilkan inisiatif transformasi digital dari beberapa negara yang merupakan peserta dari G20, yakni Argentina, Arab Saudi, Australia, Brasil, Kanada, Turki, serta negara undangan seperti Uni Emirat Arab.

Terdapat pula area Wall of Collaboration, di mana di dalam area ini terdapat apresiasi mengenai pemangku kepentingan serta pihak-pihak yang ikut terlibat di dan juga berkontribusi di dalam mendorong terjadinya percepatan transformasi digital.

“Tidak lupa juga ada pameran khusus teknologi metaverse yaitu Metaverse Corner yang dipersembahkan oleh teman kami dari Meta dan WIR. Saya mendorong Anda semua untuk mengunjungi mereka dan melihat sekilas masa depan realitas virtual,” kata Johnny.

Penyampaian ini dilakukan dnegan menggunakan penceritaan yang artistik melalui medium audio visual untuk memberikan pengalaman yang benar-benar menyenangkan.

Johnny juga menambahkan jika Digital Transformation Expon ini bukan hanya akan memberikan kesempatan bagi negara-negara untuk saling bertukar ilmu, namun juga dalam menunjukkan kepada dunia mengenai komitmen dari Indonesia untuk membangun kemakmuran para era digital ini.

“Jadi bagi mereka yang masih ragu dengan upaya digitalisasi di G20, biarkan pameran ini menghilangkan keraguan mereka dan bagi mereka yang percaya pada manfaat upaya digital, biarkan pameran ini terus menginspirasi langkah mereka,” kata dia.