mchec.org – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono, telah menyatakan adanya minat yang signifikan dari investor, khususnya dari luar negeri, mengenai prospek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pasca-Pemilu 2024. Dalam sebuah seminar tentang masa depan IKN yang disiarkan di YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu (17/2), Bambang menekankan bahwa pembangunan IKN dijamin akan berlanjut, berpegang pada Undang-Undang Nomor 3 tahun 2022 yang memberikan dasar hukum yang kuat.
Bambang mengutarakan bahwa banyak pertanyaan dari investor seputar keberlangsungan pembangunan IKN setelah tahun 2024, terutama menjelang Pemilihan Presiden. Ia meyakinkan bahwa perubahan dalam undang-undang memerlukan proses melalui parlemen yang tidak mudah, sehingga memberikan rasa kepastian hukum terhadap proyek tersebut.
Pembangunan IKN saat ini berada di fase awal dari periode 2022-2024, yang meliputi pemindahan awal fungsi pemerintahan dengan target populasi sekitar 260 ribu orang. Ini akan diikuti oleh fase kedua dari tahun 2024 hingga 2029, dengan fokus pada pengembangan area inti IKN, termasuk infrastruktur transportasi, permukiman, serta area riset dan pengembangan talenta.
Pada periode 2030-2034, pembangunan akan berlanjut ke fase progresif, termasuk pembangunan utilitas terintegrasi, zona industri, dan pengembangan konsep kota cerdas. Dari tahun 2035 sampai 2039, rencana melanjutkan dengan pengembangan infrastruktur penuh dan ekosistem kota, yang akan meningkatkan pembangunan di Kalimantan. Pada akhirnya, dari tahun 2040 hingga 2045, tujuannya adalah untuk memantapkan status IKN sebagai ‘Kota Dunia untuk Semua’, dengan populasi yang diproyeksikan mencapai sekitar 1.911.000 jiwa.
Bambang berharap bahwa dengan jumlah penduduk yang diatur dengan baik, IKN akan menjadi tempat yang layak huni, yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi warganya. Dia juga menekankan bahwa Jakarta, dengan populasi saat ini sekitar 10 juta jiwa dan aglomerasi mencapai 28 juta, akan tetap menjadi pusat bisnis dan keuangan di Indonesia.
Untuk mencapai visi IKN sebagai kota yang tidak hanya layak huni tetapi juga dicintai, Bambang menyebutkan bahwa mereka bahkan telah belajar dari Finlandia untuk menggali ide-ide tentang menciptakan ‘kota yang dicintai’ atau loveable city.