https://mchec.org/
Pemiliki Warung Menyatakan Tidak Tahu Geng Tai Siswa Binus School Serpong

mchec.org – Pemilik Warung Ibu Gaul (WIG), Hermawati, menyatakan ketidaktahuan terhadap keberadaan ‘Geng Tai’, yakni sekelompok siswa dari Binus School Serpong yang dituduh terlibat dalam perbuatan perundungan terhadap siswa junior mereka. Hermawati, yang merupakan bagian dari keluarga pemilik warung, menyadari bahwa warungnya menjadi tempat hangout populer di antara para siswa setelah jam sekolah, tetapi dia tidak menyadari bahwa mereka termasuk dalam kelompok yang melakukan bullying.

“Saya hanya mengetahui dari berita tentang adanya geng tersebut, saya tidak pernah menanyakan,” kata Hermawati ketika diwawancarai di warungnya, pada hari Selasa, tanggal 20 Februari.

Ketika ditanya mengenai kehadiran anak selebriti Vincent Rompies di antara kelompok tersebut, Hermawati mengaku tidak mengenali mereka. Meskipun ia mengakui mengenal beberapa siswa yang rutin menghabiskan waktu di warung, dia tidak menyadari bahwa salah satu dari mereka adalah anak Vincent, yang diduga terlibat dalam kasus perundungan tersebut.

“Saya baru tahu dari pembantu di warung, bahwa ada anak selebriti yang datang, tapi saya benar-benar tidak tahu siapa mereka,” ungkapnya.

Hermawati mengatakan bahwa dia tidak pernah mencurigai siswa yang berkunjung ke warungnya karena mereka biasanya hanya duduk-duduk, memesan makanan ringan atau minuman, dan mie instan. Warungnya juga hanya menyediakan jajanan sederhana yang umumnya dijual di warung kelontong.

Ia juga menyampaikan bahwa keluarganya tidak pernah merasa curiga karena siswa yang berkunjung selalu bersikap ramah, dan warung itu telah lama menjadi tempat nongkrong bagi para siswa. “Mereka selalu sopan, semua orang di sini berperilaku dengan sopan,” kata Hermawati.

Mengenai insiden perundungan yang terjadi di warungnya, Hermawati menyatakan bahwa ia tidak mengetahuinya sampai masalah itu menjadi viral di media sosial. Baru-baru ini, polisi yang tidak mengenakan seragam resmi telah meminta keterangan dari ibunya terkait insiden tersebut. Hermawati menegaskan bahwa keluarganya sama sekali tidak mengetahui tentang insiden itu.

“Sudah ditangani oleh adik saya,” kata Hermawati, sambil merujuk pada adiknya, Hermanto, yang hadir selama wawancara.

Dia tidak bisa mengingat kapan tepatnya polisi datang, tetapi memperkirakan itu terjadi beberapa hari setelah insiden bullying tersebut menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial.

Sejak insiden itu menjadi perhatian umum, Hermawati menyebut bahwa warungnya mulai sepi dari pelanggan. Awalnya, dia tidak mengerti mengapa siswa berhenti berkunjung, sampai dia menyadari tentang kasus perundungan tersebut.

Polres Metro Tangerang Selatan telah menginformasikan bahwa insiden perundungan yang disertai dengan kekerasan fisik oleh siswa senior di Binus School Serpong terjadi dua kali selama bulan Februari 2024. Perundungan tersebut dilakukan sebagai syarat untuk bergabung dengan geng, dimana korban diharuskan melakukan serangkaian tugas yang diberikan oleh senior, termasuk menerima kekerasan fisik.

Kepolisian masih terus mencari informasi dari berbagai saksi dan barang bukti untuk memahami urutan kejadian. Korban dari perundungan saat ini sedang dirawat di rumah sakit setelah ditemukan dengan berbagai luka memar dan luka bakar.

“Menurut keterangan sementara yang kami peroleh, kekerasan tersebut diduga terjadi sebanyak dua kali, pada tanggal 2 Februari dan tanggal 13 Februari,” kata AKP Alvino Cahyadi, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Selatan, kepada para wartawan, pada tanggal yang sama.

 

By mchec